PENTINGNYA KOLABORASI GURU DAN ORANG TUA DALAM MENGHADAPI ERA BELAJAR BARU (DALAM JARINGAN)
Sejak kemunculan wabah virus corona tahun 2019 silam
sistem pendidikan menjadi kacau, akibatnya berdampak pada pembelajaran terutama
kalangan siswa menengah ke bawah yang sedang dalam fase perkembangan cara
berpikir dan kontrol emosi sehingga kemudian siswa tidak bisa berpikir jernih bagaimana caranya mengubah pola tersebut secara instan.
Pemerintah sebagai pengatur strategi jitu secara
cepat mengubah pola pembelajaran yang biasanya tatap muka menjadi pembelajaran
jarak jauh atau dalam jaringan (daring) tetapi walaupun begitu beberapa
instansi pendidikan sebagai sub dari sistem pemerintah itu sendiri belum siap untuk
menerapkannya sehingga beberapa diantara instansi keteteran.
Pembelajaran jarak jauh ini menuntut anak untuk
menguasai materi pembelajaran yang diberikan guru secara daring. Kelas-kelas di
sekolah sudah tergantikan dengan berbagai grup pembelajaran di aplikasi ponsel
seperti Whatsapp Group, Google Classroom,
Zoom, Google Meet dan sebagainya. Hal ini tentu bukan hal yang mudah mengingat beberapa di antara siswa ada yang tidak memilik Gadget, sehingga menghambat kelancaran belajar.
Kendatipun demikian, masalah tidak hanya sampai di
sana rasa jenuh anak terhadap lingkungan yang itu itu saja membuat suasana anak
menjadi bosan dan pembelajaran mulai terdegradasi, bahkan beberapa siswa menganggap
pembelajaran seperti itu hanya sebatas pemenuhan status guru saja sebagai pengajar.
Ironis sekali memang melihat situasi dan kondisi seperti ini. Tetapi ada satu hal yang penulis pikir ini sangat bagus untuk diterapkan yaitu kolaborasi merdeka belajar tanpa adanya kegiatan yang membuat anak tertekan tetapi ada sistem yang mengonsep anak seakan mereka tidak terbebani oleh banyaknya tuntutan dan tekanan. Terlepas dari berhasil atau tidaknya tetapi hal ini patut dicoba mengingat kondisi anak yang akhir-akhir ini begitu enggan untuk belajar.
Peran orang tua juga sangat dibutuhkan sebagai pendamping dan motivator agar daya aktivitas dan pemikiran anak lebih kreatif dan inovatif.
Komentar
Posting Komentar